Hachikō adalah seekor anjing jantan berjenis Akita Inu yang dikenal oleh warga Jepang -bahkan dunia- sebagai anjing yang sangat setia. Kisah Hachikō merupakan salah satu dari kisah kesetiaan anjing selain Greyfriars Bobby dan The Italian Dog Fido yang sudah melegenda, bahkan ia dibuatkan patung, film, buku, dan berbagai publikasi media lainnya untuk mengenang kesetiaannya terhadap sang majikan.
Kisah Hachikō dimulai pada tahun 1924, dimana ia diadopsi dan dipelihara oleh Profesor Hidesaburō Ueno dan istrinya, di rumahnya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya di kota Tokyo, Jepang. Setiap hari, saat majikannya yang adalah profesor di departemen pertanian University of Tokyo berangkat untuk bekerja, Hachikō akan mengantar sang majikan ke Stasiun Shibuya. Malamnya ia akan kembali ke stasiun tersebut untuk menjemput. Sayangnya, setahun setelah Hachikō diadopsi, Profesor Ueno meninggal saat sedang mengajar dan tidak pernah kembali ke stasiun dimana anjingnya menunggu. Hachikō tetap disana setia menunggu kepulangan tuannya, bahkan tidak mau makan selama 3 hari. Hingga tuannya dimakamkan pun, Hachikō tetap tidak tahu dan terus menunggu majikannya pulang. Akhirnya istri Profesor Ueno memberikan Hachikō untuk diadopsi oleh Kikusaburo Kobayashi, mantan tukang kebun keluarga Ueno.
Keunikan kisah Hachikō menarik perhatian salah satu murid Profesor Ueno, Hirokichi Saito, yang juga adalah seorang ahli anjing ras Akita. Ia menulis beberapa artikel dan mempublikasikan kisah Hachikō hingga suatu hari, pada tahun 1932, salah satu artikelnya dimuat oleh Tokyo Asahi Shimbun dengan judul Itoshiya rōken monogatari (“Kisah Anjing Tua yang Tercinta”). Masyarakat Jepang akhirnya mengetahui keberadaan dan kisah Hachikō sebagai anjing yang setia menunggu kepulangan sang majikan. Setelah Hachikō terkenal, orang-orang mulai melestarikan ras Akita yang saat itu keturunan murninya hanya berjumlah 30 ekor di Jepang.
Setelah menunggu selama 9 tahun 9 bulan 15 hari, Hachiko menghembuskan napas terakhirnya karena penyakit kanker akut dan infeksi parasit. Umurnya diperkirakan 12 tahun saat ia meninggal. Hachikō dikremasi dan abunya dikuburkan di Kuburan Aoyama, Minato, Tokyo bersebelahan dengan majikan tercintanya, Profesor Ueno. Bulu Hachiko diawetkan dan dipajang di National Science Museum of Japan di Ueno, Tokyo.
Pada tahun 1948, Takeshi Ando membuat patung Hachikō yang kemudian diletakkan di Stasiun Shibuya. Patung tersebut masih ada hingga saat ini dan merupakan salah satu spot yang tidak mungkin dilewatkan oleh para turis yang mengunjungi Shibuya. Setiap tahun pada tanggal 8 April di tempat yang sama, ratusan orang termasuk para pecinta anjing akan berkumpul untuk mengadakan upacara mengenang kesetiaan dan pengabdian Hachikō.
Meskipun tergolong cukup sedih, banyak film dan buku cerita anak yang menceritakan kisah Hachikō. Kisah Hachikō pertama kali diabadikan dalam bentuk film pada tahun 1987. Sebuah film berjudul Hachi-kō (Hachikō Monogatari) ハチ公物語 (Kisah Hachikō) oleh sutradara Seijirō Kōyama ini menceritakan kehidupan Hachikō sejak lahir hingga kematiannya. Tahun 2009, Lasse Hallstrom, sutradara film Amerika, juga membuat film serupa yang berjudul Hachi: A Dog’s Tale yang dibintangi aktor terkenal, Richard Gere. Selain Film, Hachikō juga menjadi inspirasi bagi buku cerita anak, salah satunya adalah Hachikō: The True Story of a Loyal Dog, yang ditulis oleh Pamela S. Turner.
Memperingati 90 tahun kematian Profesor Ueno dan 80 tahun kematian Hachikō, departemen pertanian University of Tokyo mendirikan patung perunggu si anjing yang setia dan majikannya pada tahun 2015. Patung tersebut menggambarkan Hachikō yang terlihat sangat bahagia saat melihat majikannya pulang, sekaranglah giliran moment tersebut yang diabadikan, saat akhirnya mereka berkumpul kembali.
Referensi:
http://en.rocketnews24.com/2015/02/11/hachiko-japans-most-loyal-dog-finally-reunited-with-owner-in-heartwarming-new-statue-in-tokyo/
https://en.wikipedia.org/wiki/Hachik%C5%8D